Header Ads Widget

Header Ads

Ticker

6/recent/ticker-posts

Puncak Peringatan 1 Abad GKJW Wonorejo Dimeriahkan Campursari dan Pagelaran Wayang Kulit


Pena Nusantara | Malang — Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Wonorejo bersama warga Desa Wonorejo menggelar rangkaian acara meriah dalam rangka memperingati 100 tahun berdirinya GKJW Wonorejo. Kegiatan ini dipusatkan di Bale Pamitran dan halaman TK PGRI Wonorejo, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, pada Minggu (14/12/2025).

Peringatan satu abad ini merupakan bagian dari kalender liturgi sebagai Peringatan Wajib yang tahun ini bertepatan dengan masa Adven menjelang Natal. Momen ini menjadi refleksi spiritual sekaligus perayaan atas perjalanan panjang pelayanan gereja di tengah masyarakat.



Acara dimulai dengan misa syukur dan kebaktian bersama, dilanjutkan dengan berbagai kegiatan sosial dan budaya yang melibatkan partisipasi aktif warga. Salah satu kegiatan yang paling menyita perhatian adalah bazar rakyat bertajuk _Tempo Doeloe_, yang menyuguhkan produk-produk UMKM lokal serta kuliner khas Desa Wonorejo.

Puncak peringatan ditandai dengan pagelaran seni campursari dan wayang kulit yang digelar di halaman TK PGRI Wonorejo. Pagelaran wayang kulit dibawakan oleh Dalang Ki Dyan Permana, S.Sos, dengan membawakan lakon “Wahyu Ketentreman” yang mengangkat pesan tentang pentingnya kedamaian, keteladanan pemimpin, dan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.



Pagelaran ini turut dihadiri oleh jajaran Muspika Kecamatan Bantur, termasuk perwakilan Camat Bantur, Kapolsek AKP Totok Suprapto, S.H., M.H., beserta jajaran, Babinsa, Kepala Desa Wonorejo Hari Lumakso beserta perangkat desa, jemaat GKJW, serta masyarakat sekitar.

Ketua panitia, Virtus Amigo, menyampaikan bahwa peringatan ini menjadi simbol kuatnya ikatan antara gereja dan masyarakat. “Kami ingin menjadikan momen ini tidak hanya sebagai perayaan rohani, tetapi juga sebagai ajang mempererat kebersamaan warga dan mendukung perekonomian lokal,” ujarnya.



Kepala Desa Wonorejo, Hari Lumakso, turut mengapresiasi semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh seluruh elemen masyarakat. “Ini bukti bahwa semangat kebersamaan dan toleransi di Desa Wonorejo tetap terjaga. Semoga peringatan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga nilai-nilai luhur desa,” katanya.

Pendeta Fantri dari GKJW Wonorejo menambahkan, “Seratus tahun bukan waktu yang singkat. Ini adalah anugerah Tuhan yang patut disyukuri. Bersama Allah Bapa dan Yesus Kristus, kami berharap gereja terus menjadi terang bagi lingkungan sekitar.”

Antusiasme jemaat dan warga sangat terasa sepanjang acara. Banyak yang berharap agar kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda tahunan, sebagai sarana memperkuat nilai-nilai spiritual sekaligus mempererat tali silaturahmi antarwarga.

Rangkaian peringatan 1 Abad GKJW Wonorejo ditutup dengan perayaan ekaristi khusus dan penampilan seni budaya dari warga desa, menandai tonggak sejarah penting dalam perjalanan pelayanan gereja di tengah masyarakat.

(Dwi)

Posting Komentar

0 Komentar