Header Ads Widget

Header Ads

Ticker

6/recent/ticker-posts

Jembatan Balong Rampung, Akses Dua Desa Kembali Terhubung


Pena Nusantara | Malang – Pembangunan Jembatan Balong yang terletak di Desa Rejoyoso, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, resmi rampung dan dibuka untuk umum melalui acara tasyakuran pada Senin (29/12/2025) pukul 09.30 WIB.

Selesainya pembangunan jembatan ini menjadi penanda berakhirnya masa sulit bagi warga yang selama ini terdampak terputusnya akses akibat banjir besar pada 28 Desember 2024. Jembatan Balong kembali menghubungkan dua desa yang sempat terisolasi, yakni Desa Rejoyoso dan Desa Sumberejo.

Acara tasyakuran berlangsung khidmat dan dihadiri oleh unsur Muspika Kecamatan Bantur, antara lain Camat Bantur Bayu Jatmiko, S.STP, Kapolsek Bantur AKP Totok Suprapto, S.H., M.H, Koramil 12 Bantur yang diwakili Batuud Peltu Tomy Umbarsono, Kepala Desa Rejoyoso H. Abdul Manaf, perangkat desa, Ketua BPD, tokoh masyarakat, serta warga sekitar.



Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan tawasul, tahlil, dan sholawat Burdah, dilanjutkan doa bersama, dan ditutup dengan prosesi pemotongan pita sebagai simbol peresmian jembatan. Peresmian dilakukan langsung oleh Kepala Desa Rejoyoso didampingi Muspika dan masyarakat.

Kepala Desa Rejoyoso, H. Abdul Manaf, menyampaikan rasa syukur atas selesainya pembangunan jembatan yang sangat dinantikan warga.

 “Dengan rampungnya pembangunan Jembatan Balong ini, kami mewakili Pemerintah Desa Rejoyoso dan seluruh warga mengucapkan syukur. Semoga tasyakuran ini membawa berkah, memperlancar transportasi, menggerakkan ekonomi, serta menumbuhkan semangat kebersamaan dalam membangun desa yang lebih maju,” ujarnya.

Camat Bantur, Bayu Jatmiko, S.STP, turut mengapresiasi kerja sama semua pihak dan menegaskan bahwa pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari upaya pemulihan pascabencana.

 “Alhamdulillah, setelah terdampak banjir, Pemerintah Kabupaten Malang bersama pihak pelaksana akhirnya menuntaskan pembangunan Jembatan Balong Wotgalih. Ini adalah bukti nyata bahwa uang rakyat yang diamanahkan kepada pemerintah dikembalikan untuk kepentingan masyarakat,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah daerah akan terus melanjutkan perbaikan infrastruktur lainnya yang terdampak bencana, dengan harapan seluruh program pemulihan dapat tuntas pada tahun 2026.

Jembatan Balong kini berdiri kokoh, bukan hanya sebagai sarana fisik, tetapi juga sebagai simbol kebangkitan, persatuan, dan semangat gotong royong warga. Selama masa kerusakan, warga merasakan langsung dampak terputusnya akses transportasi, namun semangat untuk bangkit tidak pernah padam.

Keberadaan jembatan ini diharapkan dapat mempermudah mobilitas anak-anak menuju sekolah, petani mengangkut hasil panen, pedagang bertransaksi, serta menggeliatkan kembali roda perekonomian masyarakat.

Melalui momen tasyakuran ini, masyarakat diingatkan untuk bersama-sama menjaga dan merawat aset publik tersebut. Dengan kebersamaan dan kepedulian, Jembatan Balong diharapkan menjadi tonggak kemajuan Desa Rejoyoso menuju masa depan yang lebih cerah.

(dwi)

Posting Komentar

0 Komentar