Pena Nusantara |Bengkayang, Kalbar - Sangat miris dan memprihatinkan sekali,Mega Proyek peningkatan Jalan Capkala-Aris- Monterado Kabupaten Bengkayang Rp.18 M 500 juta milik Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Barat, jadi tajam sorotan publik,Rabu (17/12/25)
"Kondisi badan jalan sedikit curam tidak presisi. Kemudian bahu jalan tampak tergerus tidak diperkuat material agregat sesuai standar geometris jalan. Aspal terlihat kering, kasar tidak matang, ditepi tebal ditengah tipis, bahkan retak, terkelupas dan rusak, " ungkap warga sekitar.
Ia mengatakan, kendati didampingi lembaga APH, tidak menjamin kalau pekerjaan tersebut pasti bagus dan tanpa masalah, kecuali dipaksakan agar kondusif. Oleh karnanya, sesuai aturan hukum pada pasal-pasal kontrak, siapapun yang ada didalamnya, jika pekerjaan itu terbukti diluar bestek yang merugikan negara, wajib diperiksa.
"Jika sekiranya nanti pekerjaannya tidak selesai dan menyimpang dari acuan tehnis, kami berharap kontraktor dan PPK diperiksa, terkait keterlambatan serta kualitas maupun kwantitas bangunan, guna menghindari tudingan pasang badan, pelindung dan bek kiri kanan, bebernya.
Proyek peningkatan Jalan Capkala–Aris kini memasuki fase kritis. Pekerjaan bernilai Rp 18,5 miliar yang dikerjakan oleh PT Citra Bangkit Indonesia di bawah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat – PPK 3.4 disorot tajam publik, menyusul persoalan waktu pelaksanaan yang mepet dan mutu pekerjaan yang dipertanyakan.
Sorotan ini semakin menguat setelah hasil investigasi lapangan Minggu, 14 Desember 2025, menemukan bahwa proyek lama Capkala–Monterado yang dikerjakan perusahaan yang sama pada tahun 2023 kini telah menunjukkan kerusakan dini, berupa retak, pengelupasan, hingga lubang di sejumlah titik, meski usia jalan tergolong masih baru,Sisa Waktu Menipis, Progres Belum Ideal
Berdasarkan papan informasi proyek, pekerjaan Jalan Capkala–Aris dimulai pada 7 Oktober 2025 dengan masa pelaksanaan 85 hari kalender.
Perhitungan hingga Minggu, 14 Desember 2025 menunjukkan:Oktober 2025 (7–31): 25 hari,November 2025: 30 hari,Desember 2025 (1–14): 14 hari,Total waktu berjalan: 69 hari kalender,Sisa waktu pekerjaan: 16 hari kalender
Namun, dari pantauan lapangan dan keterangan warga, progres fisik pekerjaan diduga baru berkisar 62–70 persen. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran publik apakah sisa waktu yang sangat terbatas dapat dikejar tanpa mengorbankan kualitas konstruksi.
“Kalau waktunya mepet dan dipaksakan, biasanya mutu yang jadi korban. Ini yang kami takutkan,” ujar warga sekitar lokasi proyek,dan proyek ini sudah lama retak, Proyek Baru Kembali Bermasalah
PT Citra Bangkit Indonesia tercatat bukan pertama kali mengerjakan proyek besar di wilayah Bengkayang.
Pada tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Bengkayang melanjutkan pembangunan ruas Capkala–Monterado sepanjang kurang lebih 18 kilometer, dengan nilai anggaran sekitar Rp 33,8 miliar, bersumber dari Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022.
Hasil investigasi terbaru menemukan fakta bahwa jalan hasil pekerjaan 2023 tersebut kini telah mengalami:Retak memanjang dan retak rambut, Pengelupasan lapisan aspal
Tambal-sulam di sejumlah titik,Lubang pada beberapa ruas jalan,Padahal, proyek tersebut tergolong belum lama selesai dikerjakan.
Fakta ini menimbulkan dugaan kuat di tengah publik bahwa persoalan pada proyek Capkala–Aris bukanlah kejadian tunggal, melainkan pola berulang dari proyek-proyek sebelumnya.
Mutu Pekerjaan Disorot Tajam,Selain persoalan waktu, mutu pekerjaan di proyek Capkala–Aris juga menjadi sorotan serius. Dari hasil pengamatan lapangan, ditemukan sejumlah indikasi teknis, antara lain:Kontur badan jalan curam dan tidak presisi
Bahu jalan tergerus tanpa penguatan agregat memadai,Aspal tampak kering, kasar, dan tidak matang,Ketebalan aspal tidak merata (tepi tebal, tengah tipis)
Retak dini dan pengelupasan di beberapa titik “Aspalnya terlihat kasar dan cepat rusak. Kalau kualitasnya begini, wajar masyarakat curiga,” kata warga lainnya,Anggaran Jumbo, Tanggung Jawab PPK dan Pengawas Dipertanyakan
Publik menegaskan bahwa proyek bernilai puluhan miliar rupiah yang bersumber dari APBN harus diawasi secara ketat, bukan hanya secara administrasi, tetapi juga dari sisi kualitas fisik di lapangan.
Sorotan tidak hanya diarahkan kepada kontraktor, tetapi juga kepada:PPK 3.4 BPJN Kalimantan Barat,Konsultan supervisi
Sistem pengendalian mutu proyek secara keseluruhan,“Nilai proyeknya besar. Kalau hasilnya bermasalah, jangan hanya kontraktornya yang disalahkan. PPK dan pengawas juga harus bertanggung jawab,” tegas warga,Desakan Audit Teknis dan Pemeriksaan Menyeluruh,Masyarakat mendesak agar:
BPJN Kalbar melakukan evaluasi progres dan mutu riil di lapangan,PPK bertanggung jawab atas keterlambatan dan kualitas pekerjaan,Inspektorat Jenderal dan pengawas internal turun langsung
Aparat Penegak Hukum (APH) melakukan pendalaman jika ditemukan indikasi pelanggaran
Apalagi, dengan adanya rekam jejak proyek lama yang sudah rusak, publik menilai pemeriksaan menyeluruh menjadi keniscayaan, bukan sekadar formalitas.
Sorotan pada Proses Tender,Dengan fakta bahwa:Dua proyek bernilai puluhan miliar,Dikerjakan oleh perusahaan yang sama
Sama-sama menuai keluhan kualitas,kini muncul desakan agar proses pemenangan tender turut ditelusuri untuk memastikan tidak ada praktik yang merugikan keuangan negara,tutup nya
Syaiful/Tim Red

0 Komentar