Para siswa tersebut dilaporkan mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing hebat, hingga muntah-muntah sekitar 30 menit setelah mengonsumsi makanan tersebut.
Kepanikan dirasakan oleh orang tua siswa. Ita, salah satu orang tua korban yang ditemui di rumah sakit, menuturkan bahwa anaknya langsung merasakan reaksi negatif sesaat setelah suapan pertama.
Menurutnya setelah makan, habis suap, langsung pusing. Pusingnya lama-lama berat, lemas, terus sesak napas.
Ita juga menyebutkan adanya dugaan makanan yang berlendir berdasarkan laporan anak-anak. Menu yang disajikan hari itu diketahui berisi nasi, telur, tahu, kacang-kacangan, dan buah semangka.
P.I.C MBG SMPN 2 Kalianda, Retno Dwi Jayanti, membenarkan peristiwa tersebut. Menurut Retno, keluhan siswa bermula dari lauk telur yang dinilai memiliki aroma amis yg menyengat.
Kurang lebih 30 menit setelah makan, beberapa siswa merasa mual, muntah, dan pusing. Namun Tidak semua siswa, hanya ada enam orang. Keluhannya sama semua, karena amis dari bau telunya.
Retno menjelaskan, saat telur tersebut ditelan, siswa merasa tidak nyaman di perut dan langsung memuntahkannya. Pihak sekolah sempat memberikan pertolongan pertama dengan minyak kayu putih, namun karena muntah tidak berhenti, siswa segera dibawa ke IGD.
Terkait isu adanya makanan yg berlendir, Retno menduga lendir tersebut kemungkinan berasal dari buah potong (semangka) yang sudah terpapar udara dalam waktu tertentu, bukan dari lauk utama.
Ia menambahkan bahwa beberapa guru sempat mencicipi makanan tersebut pasca kejadian dan tidak merasakan gejala apa pun, namun mengakui bahwa sebagian lauk memang berbau amis.
Hingga berita ini diturunkan, satu siswa dikabarkan sudah diperbolehkan pulang, sementara siswa lainnya masih dalam observasi medis. Pihak sekolah kini memperketat pengawasan dengan mewajibkan pengecekan menu harian secara ketat sebelum didistribusikan kepada siswa untuk mencegah kejadian serupa terulang.
0 Komentar