Pena Nusantara | Kendal -- Pada hari Jumat, tanggal 18 April 2025 umat Kristiani se dunia memperingati Hari Kematian Yesus Kristus di Kayu Salib Golgota dengan melakukan ibadah untuk mendengarkan Firman Allah yang disampaikan oleh Pastur atau Pendeta yang menegaskan melalui pesan kepada manusia bahwa Yesus itu benar-benar mati di Kayu Salib untuk menebus dosa-dosa manusia.
Yesus Kristus yang dipercaya oleh umat Kristiani sebagai Tuhan dan Juru Selamat dalam fase kematiannya sempat menjadi perdebatan dan keraguan atas kebenaran cerita dalam Alkitab Perjanjian Baru (Injil). Untuk mengetahui kebenarannya bisa dipelajari dan dibaca dari beberapa ayat Alkitab yang menubuatkan kematian Yesus, terutama terkait dengan penderitaan dan kematian di kayu salib. Mazmur 22, Yesaya 53, dan berbagai bagian dalam Injil menggambarkan kematian Yesus sebagai penggenapan nubuatan lama.
Kematian Yesus diperingati menjadi Jumat Agung ini diperjelas pula oleh Yohanes Setiyanto, Pendeta GKJTU Kendal dalam khobahnya pada Jumat (18/04/2025) dihadapan jemaat mengatakan, kalau Yesus mati di Kayu Salib itu suatu sebuah kebohongan karena datangnya mereka itu diambil pada tahun 700 atau 800 tahun setelah Yesus itu disalib. Atau ditulis pada tahun yang mendekati dengan bukti adanya data sejarah, data sastra dan alkitab yang ditulis 20 atau 30 tahun setelah kejadian serta yang menulis adalah orang-orang yang melihat secara langsung.
Kematian Yesus di Kayu Salib yang diperingati umat Kristiani menjadi Jumat Agung dan di Gereja Kristen Jawa Tengah Utara ( GKJTU) Kendal pada hari Jumat itu dilakukan ibadah dengan mendengarkan Firman Allah disampaikan oleh Pendeta juga dilakukan Perjamuan Kudus dengan membagi-bagikan roti dan anggur kepada jemaat sebagai simbol Pengurbanan Yesus di Kayu Salib dengan darah yang mengalir dari tubuhnya yang terkena tombak dan paku salib, dimana tubuh Yesus dimanifestasikan dalam wujud roti yang dipecah-pecahkan. Sementara darah Yesus digambarkan dalam wujud minuman angggur.
"Pada hari ini Jumat, 18 April 2025, GKJTU Jemaat Kendal bersama Pepantan mengadakan ibadah Kematian Yesus Kristal (Jumat Agung) dan Perjamuan Kudus untuk mengingat akan kematian dan penderitaan Tuhan Yesus Kristus. Dari situ Kita bisa belajar bahwa kekristenan diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk menebar kebaikan, memberikan pengampunan dan menjadikan dunia semakin damai dan semakin layak untuk didiami banyak orang," jelasnya.
Dikatakan pula, bahwa kekristenan itu terus ada untuk menebarkan damai, cinta kasih, persahabatan dan menanggalkan semua kebencian dalam hati kembali tulus dan saling mengasihi satu sama lain.
(Sriyanto)
0 Komentar