Pena Nusantara | Konawe - Kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada April 2024 mencapai tingkat yang luar biasa tinggi, yaitu 90 persen, berdasarkan data yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari.
Pernyataan Qodari ini mencerminkan besarnya dukungan dan antusiasme masyarakat yang terlihat jelas saat Jokowi melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah.
Selama kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 12-14 Mei 2024, Qodari mendampingi Presiden Jokowi dalam berbagai kegiatan.
Salah satu tujuan utama kunjungan ini adalah untuk meresmikan beberapa proyek strategis nasional (PSN), termasuk Bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe.
Selain itu, Jokowi juga mengunjungi Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Muna, dan Muna Barat (Mubar), untuk melihat langsung kondisi masyarakat dan pelaksanaan program-program pembangunan di lapangan.
Selama perjalanan tersebut, terlihat bagaimana masyarakat begitu antusias menyambut kedatangan Presiden Jokowi.
Interaksi langsung antara Presiden Jokowi dan masyarakat menunjukkan kedekatan emosional yang kuat dan rasa kepercayaan yang tinggi terhadap kepemimpinannya.
Kinerja pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi juga diungkapkan di forum internasional oleh Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, dimana Indonesia mampu bertahan di tengah gejolak global.
Dalam acara bertema ‘Percakapan di Asia House’ yang diselenggarakan di London, Inggris, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyoroti perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap dinamika ekonomi Indonesia selama 10 tahun terakhir. Berbagai faktor seperti guncangan geopolitik, pandemi Covid-19, volatilitas harga komoditas, serta tantangan dan peluang di era digital banyak mempengaruhi ekonomi Indonesia.
Pemerintah mengandalkan kebijakan fiskal, termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan instrumen keuangan negara, sebagai penopang utama dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Optimalisasi kebijakan fiskal yang dilakukan di era Pemerintahan Presiden Jokowi ini tidak hanya berfungsi untuk menciptakan kesempatan kerja dan menurunkan kemiskinan, tetapi juga berperan sebagai ‘shock absorber’ demi menjaga stabilitas dan melindungi rakyat serta perekonomian dari berbagai guncangan.
Pentingnya APBN dan alat fiskal seperti insentif dan dukungan kebijakan berperan kuat dalam mendukung transformasi ekonomi menuju energi hijau dan hilirisasi mineral strategis.
Transformasi ekonomi ini bertujuan untuk menciptakan nilai tambah dalam perekonomian Indonesia dan meningkatkan posisi strategis negara dalam rantai nilai global.
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan daya saing Indonesia di kancah internasional terus diupayakan agar terwujud melalui inisiatif-inisiatif ini.
Selain itu, Pemerintahan era Presiden Jokowi juga melakukan pengelolaan kebijakan fiskal yang hati-hati dan seimbang, sehingga perekonomian Indonesia dapat terus tumbuh secara berkelanjutan, kredibel, dan sehat. (Red)
0 Komentar