Header Ads Widget

Header Ads

Ticker

6/recent/ticker-posts

NGO, Buruh, Petani dan Mahasiswa Mengepung Pendopo Ronggo Sukowati: Tagih Janji Bupati, Api Perlawanan Membara


Pena Nusantara
| Pamekasan – Gelombang massa memadati halaman Pendopo Ronggo Sukowati, kediaman resmi Bupati Pamekasan KH. Kholilurrahman. Forum NGO bersama buruh pabrik lokal, petani, mahasiswa, pemuda, dan masyarakat umum menggelar Seruan Aksi Akbar untuk menagih janji bupati yang dinilai hanya sebatas retorika.Kamis(18/9)

Aksi ini menyoroti dua persoalan utama: kesejahteraan petani tembakau yang terus merugi akibat permainan harga dan kebijakan timpang, serta pemerataan pembangunan infrastruktur yang dinilai hanya berputar di pusat kota, meninggalkan desa dalam keterbelakangan.

Korlap sekaligus Ketua NGO, Zini Wer Wer, menegaskan bahwa bupati seharusnya bertindak tegas dengan menekan gudang-gudang besar agar membeli tembakau lokal. “Petani lokal sudah jungkir balik, tapi gudang lebih memilih tembakau luar. Bupati jangan hanya janji, harus berani pasang badan untuk rakyatnya,” tegasnya.

Korlap lain, Marhaen, juga menyampaikan orasi pedas di hadapan massa yang ditujukan kepada DPRD. Ia menuding bahwa pajak rakyat justru diselewengkan untuk kepentingan elit.

“Bupati dan DPRD selama ini hanya pandai bicara. Pajak rakyat dipakai untuk sewa hotel, beli sofa mewah, dan penginapan. Sungguh tidak masuk akal! Itu uang rakyat, bukan untuk kesenangan pejabat, sementara rakyatnya sendiri masih sengsara,” teriak Marhaen disambut riuh dukungan demonstran.

Dalam orasinya, para petani menegaskan bahwa mereka adalah punggung ekonomi Pamekasan. Tanpa petani, perputaran ekonomi daerah akan lumpuh. Namun ironisnya, mereka justru terus diperlakukan sebagai korban permainan pasar dan kebijakan yang tidak berpihak.

Seorang perwakilan petani bahkan dengan lantang menyampaikan:
“Jika petani dibiarkan rugi terus, siapa yang akan tersenyum di tembakau ini? Saya datang menagih janji pada bupati, sampai terwujud kesejahteraan petani.”

Sebagai simbol kekompakan dan kebersamaan, massa aksi kemudian membakar ban bekas di depan pendopo. Api yang menjulang menjadi lambang semangat perlawanan rakyat yang tidak akan pernah padam, sekaligus pesan bahwa amarah rakyat sedang berkobar-kobar menuntut keadilan.

Forum NGO menegaskan, aksi ini adalah peringatan keras bahwa rakyat Pamekasan tidak akan tinggal diam. Jika janji-janji bupati dan DPRD terus dikhianati, maka gelombang aksi berikutnya akan lebih besar dan lebih tegas.

(Mul)

Posting Komentar

0 Komentar