Pena
Nusantara
| Kendal -- Sampah di Kabupaten Kendal hingga kini terasakan nyaris tak bisa dikendalikan keberadaannya untuk di angkut ke TPA Darupono Baru. Hal ini bisa dilihat dimana mana terdapat tumpukan sampah yang dibiarkan saja. Faktornya, Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Darupono Baru sudah overload.

Program Pengelolaan Sampah di Kabupaten Kendal dengan pembangunan TPA Darupono Baru yang dibangun dengan anggaran dari Pusat nampaknya gagal. Karena secara ideal TPA Darupono Baru tidak hanya untuk lahan menampung ssmpah saja tetapi perlu dilengkapi dengan pembuatan bak penampung limbah cair agar tidak kemana mana dan meresap ke tanah. Atau landasan untuk menampung sampah harus didasari dengan plastik, dan dibuatkan cerobong keatas agar bau bisa keluar keatas yang tidak menyebar kemana mana hingga tidak menebar aroma bau yang tidak sedap.

Atas desakan dari masyarakat melalui medsos, akhirnya sampah di Kabupaten Kendal harus didaur ulang dan dikelola dengan menggandeng investor atau pihak ke tiga. Baru pada Kamis (17/04/2025), Pemkab. Kendal bisa melakukan penandatanganan MoU dengan PT Semen Gresik. Kegiatan ini berlangsung di ruang lobi Paringgitan Bupati Kendal.

MoU pengolahan sampah itu dengan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) dilakukan oleh Wakil Bupati Kendal, H Benny Karnadi SAg dengan Direktur Utama PT Semen Gresik, M Supriyadi yang disaksikan Kepala OPD Terkait dengan Jajaran Direksi PT Semen Gresik.

Benny Karnadi mewakili Bupati Kendal mengatakan, produksi sampah di Kabupaten Kendal mencapai 437,23 ton. Yang sudah ditangani masuk ke TPA  Darupono baru 191, 81 ton. Semua kata Benny, akan diolah menjadi RDF. "Kami berharap  dengan kerja sama ini, Kendal bisa bebas dari sampah dan menjadi kota yang bersih dan sehat," doa Wabup saat membacakan sambutan Bupati Kendal, Hj Dyah Kartika Permanasari SE MM.

Menurut Wabup Benny Karnadi, MoU dengan PT Semen Gresik akan mendorong kerja sama dengan sejumlah perusahaan swata yang sebelumnya sudah menyatakan siap mengolah sampah menjadi RDF.

Sementara itu Dirut PT Semen Gresik, M Supriyadi mengatakan, kerja sama ini sangat positif dan menguntungkan kedua belah pihak. Menurutnya, untuk mengolah sampah menjadi RDF dibutuhkan bahan bakar batu bara dan listrik dengan pembakaran suhu mencapai 1300 derajat celsius.

Dijelaskan pula, batu bara itu merupakan bahan dari fosil yang cepat habis untuk itu dibutuhkan bahan energi terbarukan seperti RDF yang terbuat dari sampah. "Kami siap menerima 200 ton RDF setiap hari.  Dengan berjalannya kerjasama ini maka kita sama sama menjaga bumi untuk tetap lestari," ujarnya.

M Supriyadi menambahkan, pihaknya sudah melakukan MoU dengan beberapa kabupaten/kota seperti Jepara, Rembang, Pati, Kudus dan Kendal diharapkan paling cepat  untuk proses produksi RDF nya.

Sebelumnya dalam kegiatan Coffee Morning dan Press Conference dengan Wartawan Liputan Kendal di Ruang Meething, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari mengatakan, salah satu problem yang dihadapi Kendal saat ini memang sampah. Salah satu solusi Pemkab Kendal belum lama ini mengeluarkan program Bersatu Siaga dg taqline   Bersih Desa Tampung Aspirasi Warga. Program ini akan dilaksanakan setiap Jum'at, dimana bupati dan stake holder akan turun langsung ke desa-desa yang mengajak masyarakat untuk bergotong-royong kerja bakti membersihkan desa sekaligus melakukan serap aspirasi masyarakat.

"Semoga dengan MoU antara Pemerintah Kabupaten Kendal dengan PT Semen Gresik mampu menyelesaikan permasalahan sampah di Kabupaten Kendal," harap Bupati Kendal.

(Sriyanto)