Pena Nusantara | Banyuwangi - Arus balik pemudik dari Pulau Jawa menuju Pulau Bali mulai mengalami peningkatan di Pelabuhan ketapang, Banyak pemudik yang memilih kembali lebih awal karena tuntutan pekerjaan, Sebagian besar pemudik yang tiba di pelabuhan ketapang banyuwangi menggunakan kendaraan roda dua dan mobil pribadi. (5/4/25)
Pergerakan pemudik Lebaran 2025 meningkat signifikan di Pelabuhan Ketapang dalam dua hari terakhir. Tercatat, sebanyak 88.940 pengguna jasa menyeberang dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk (Bali) pada arus balik Lebaran ini.
Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Yani Andriyanto mengatakan arus balik pada Rabu (2/4) dan Kamis (3/4) atau H+1 dan H+2 Lebaran mulai mengalami peningkatan. Khususnya dari Ketapang ke Gilimanuk.
Prediksi kami puncak arus balik Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah akan terjadi pada Sabtu (5/4) besok dan Minggu (6/4)," ujarnya di Banyuwangi.
Yani Andriyanto merinci pengguna jasa angkutan laut dari Ketapang ke Gilimanuk, Rabu (2/4) atau H+1 Lebaran tercatat sebanyak 43.765 orang penumpang pejalan kaki. Termasuk penumpang dalam kendaraan, kendaraan roda dua 5.099 unit, kendaraan roda empat kecil 4.826 unit dan bus 369 unit.
Sedangkan pada Kamis (3/4) kemarin atau H+2 Lebaran sebanyak 45.175 orang penumpang. Serta sepeda motor 6.455 unit kendaraan roda empat kecil 4.728 unit dan bus 333 unit.
"Untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan pada puncak arus balik pada Sabtu dan Minggu, kami sudah mempersiapkan zona penyangga (buffer zone). Tepatnya, di kawasan wisata Pantai Grand Watudodol, Terminal Sritanjung, parkiran ASDP Bulusan," kata Yani Andriyanto.
Dari pantauan, arus balik pada Jumat (4/4) malam atau H+3 Lebaran penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) menuju Pelabuhan Gilimanuk (Bali) terpantau ramai lancar. Namun, tidak ada antrean di areal parkir Pelabuhan Ketapang.
ahmat soleh saat di kumpirmasi, warga Kecamatan rambipuji, jember, yang berencana kembali ke perantauannya di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali.
"Ahmat soleh menambahkan, sejauh ini ia tidak mengalami kendala dalam perjalanannya menggunakan kendaraan roda dua. Ia juga telah menyiapkan berbagai perlengkapan yang diperlukan, termasuk jas hujan untuk menghadapi kemungkinan cuaca buruk.
Beda lagi dengan wawan, warga Kecamatan Sempuh, Banyuwangi, juga melakukan perjalanan dengan cara yang sama, ia mengangkut istri dan anaknya yang berusia enam tahun dengan cara “cenglu” atau bonceng tiga. Kalau naik transportasi umum kurang praktis,” ungkap Mustakim, yang sehari-harinya bekerja serabutan di Denpasar, Bali. wawanjuga telah mempersiapkan jas hujan dan merencanakan untuk berteduh di tempat yang nyaman jika kondisi cuaca tidak mendukung.
(Dayat)
0 Komentar