Pena Nusantara | Situbondo, - Dua anak dibawah umur Bunga (13) dan Mawar (12) bersama orang tuanya yang berasal dari salah satu desa di wilayah Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo Jawa Timur mendatangi Unit Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), Kepolisian Resor Situbondo, pada Senin (12/8/2024).
Didampingi kuasa hukumnya, mereka mengadukan ulah salah satu oknum tokoh masyarakat yang berprofesi sebagai guru ngaji berinisial DS alias Ustadz JL (42) yang diduga telah melakukan tindakan pencabulan terhadap santrinya.
Kuasa hukum pelapor, Edy Wijoyo, S.H. mengungkapkan, kejadian yang menimpa kliennya terjadi berulang dalam kurun waktu yang berbeda di tahun 2023 dan 2024. Namun, sebelumnya para korban sendiri tidak berani mengungkapkan kejadian itu kepada orang tuanya.
"Sebelumnya para korban tidak berani menceritakan kejadian kepada orang tuanya," ujar Edy Wijoyo, di Polres Situbondo.
Edy menuturkan oknum guru ngaji yang dilaporkan tersebut diduga melakukan pencabulan kepada santrinya. Para satriwati masih berusia 12 sampai 13 tahun yang baru duduk di bangku Sekolah Menangah Pertama (SMP) itu juga sempat menolak saat pelaku DS ingin melakukan aksinya.
"Sementara Jumlah korbannya 3 orang, tapi yang berani melapor baru 2 orang," kata Edy.
Kedua santriwati itu awalnya bungkam, namun setelah beberapa bulan kemudian baru menceritakan kepada orangtuanya masing-masing terkait kejadian yang menimpanya. Merasa tidak terima anaknya diperlakukan tidak senonoh, para orangtua korban sepakat melaporkan hal itu kepada pihak berwajib.
"Kami sudah melaporkan adanya dugaan pencabulan itu ke Unit SPKT Polres Situbondo. Saat ini baru dua santriwati yang mau membuka laporan," kata Edy Sogol, sapaan Advocat Situbondo ini.
Saat ini kondisi kedua santriwati itu mengalami trauma dan tidak mau datang ke mushollah tempat ia mengaji dengan alasan takut dengan guru ngaji. Ia berharap APH dapat bertindak tegas dalam menangani kasus tersebut.
"Kami berharap pihak kepolisian secepatnya mengusut tuntas kasus ini agar ada keadilan bagi para korban," ujar Edy.
(Rud/Ram)
0 Komentar