Header Ads Widget

Header Ads

Ticker

6/recent/ticker-posts

CV Bukan Sekadar Daftar Riwayat Hidup, Tapi Iklan "Jual Diri": Biar Gak Jadi Konten HRD

Tips bikin cv profesional (ilustrasi: Mahar Prastowo)


A+ | Beberapa waktu lalu, jagat X (dulu Twitter) ramai dengan unggahan seorang HRD yang memamerkan CV pelamar. Bukan untuk memberi masukan, tapi untuk jadi bahan olok-olok. Isinya? CV satu halaman tanpa struktur jelas, huruf alay, dan foto selfie dengan filter bunga. Komentar sang HRD? "Niat kerja nggak sih?"

Sebagai seseorang yang pernah beberapa kali gagal (dan akhirnya berhasil) diterima kerja, saya paham betul: bikin CV itu nggak semudah nyari template di Canva. Apalagi kalau belum pernah diajari. Padahal, CV adalah tiket pertama untuk dipanggil HRD. Kalau salah gaya, ya jadi konten medsos, bukan konten shortlist.

Berikut beberapa  tips bikin CV yang (semoga) nggak jadi bahan olok-olok HRD versi saya:


1. CV = Iklan Diri, Bukan Autobiografi

Isi CV jangan kayak nyusun sejarah hidup. CV harus seperti iklan: singkat, padat, dan menjual. HRD hanya punya waktu 6–10 detik buat menilai, apakah kamu layak dibaca lebih lanjut.


2. Judul Itu Penting: Kasih Headline di Bawah Nama

Contoh:
Mahar Prastowo
Content Writer | SEO Specialist | Copywriter with 3+ Years Experience

Bukan cuma “Fresh Graduate” atau “Job Seeker”. Tunjukkan value-mu di detik pertama mereka membaca namamu.


3. Foto Profesional, Bukan Foto Liburan

Pakai foto formal. Kalau gak punya, selfie juga gak apa-apa asal background bersih, pencahayaan cukup, dan jangan ada filter aneh-aneh. HRD bukan nyari model, tapi mereka juga manusia: first impression matters.


4. Pengalaman Ditulis Terbalik

Dari yang terbaru ke yang terlama. Jelaskan juga apa yang kamu lakukan di pekerjaan itu dan capaiannya, bukan cuma jabatan.

Contoh:
Content Writer – PT ABC Media (2022–2024)
- Menulis 100+ artikel SEO friendly
- Meningkatkan traffic website 3x dalam 6 bulan


5. Skill Itu Nyawa CV

Tuliskan skill yang relevan. Jangan asal tulis “Microsoft Word, internet, bisa mengetik 10 jari”. Kalau kamu apply kerja sebagai desainer grafis, skill yang dilihat ya: Adobe Illustrator, Photoshop, Figma, dan semacamnya.


6. Tata Letak Rapi, Desain Sederhana

Kalau belum ahli desain, jangan maksa pakai layout heboh. Gunakan template profesional. Banyak tersedia gratis di Canva, Zety, atau Novoresume.


7. Jangan Bohong di CV

Paling memalukan itu bukan ditolak HRD, tapi dipanggil interview karena skill palsu. Misal ngaku jago Excel, tapi ditanya pivot table aja bingung. Ingat, CV bukan tempat ngarang.


Bonus: Koreksi dari HRD yang Pernah Saya Dapat

Dulu, saya pernah nulis “bekerja sebagai freelance writer sejak SMA” di bagian pengalaman. Ternyata, menurut HRD, kalimat itu terlalu mentah. “Coba dijelaskan, nulis di mana? Berapa kliennya? Punya portofolio?”

Akhirnya saya perbaiki:
Freelance Writer (1998–sekarang)
- Menulis artikel untuk 10+ klien lokal dan internasional
- Topik: lifestyle, bisnis, kesehatan
- Portofolio: https://muckrack.com/maharprastowo/portfolio

Langsung dipanggil interview setelah itu.


Penutup

Kalau selama ini kamu merasa CV-mu diabaikan terus, mungkin bukan kamu yang salah... tapi cara kamu menulis CV. Yuk, ubah mindset: CV itu bukan sekadar syarat lamaran, tapi alat jualan diri. Bikin yang meyakinkan, rapi, dan jujur.

Karena percayalah, HRD juga bisa tersentuh sama CV yang niat.

Kalau kamu punya pengalaman, tips, atau bahkan "dosa masa lalu" soal CV yang bikin kamu malu kalau diingat, ayo bagikan juga. Siapa tahu bisa jadi pelajaran bareng-bareng. 😊


Mahar Prastowo
Pernah bekerja 5 Tahun di Perusahaan Manajemen HRD


CV Bukan Daftar Riwayat Hidup, Tapi Iklan "Jual Diri" Biar Gak Jadi Konten HRD


  

Posting Komentar

0 Komentar