Header Ads Widget

Header Ads

Ticker

6/recent/ticker-posts

PPETKB Gelar Aksi Damai Tuntut Pemerintah Dan APH Serius Mafia BBM Di Kalbar


Pena Nusantara
| Kubu Raya Kalbar – 
Ratusan sopir truk ekspedisi yang tergabung dalam Persatuan Pengemudi Truk Ekspedisi Kalimantan Barat (PPTEKB) menggelar aksi damai di Bundaran Alianyang, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kamis (16/10/25).
Aksi ini merupakan bentuk protes atas sulitnya pengemudi truk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi di sejumlah SPBU di Kalimantan Barat.

Ketua persatuan pengemudi truk Kalbar Mulyono, menyebutkan sedikitnya 100 pengemudi truk hadir dalam aksi solidaritas tersebut. Mereka datang dari berbagai komunitas pengemudi di Kalbar dan bersatu membawa satu suara: memohon perhatian pemerintah terhadap nasib para sopir.

“Kami tidak membawa nama komunitas masing-masing. Kami satu suara atas nama Pengemudi Truk Kalbar. Tujuannya sederhana, agar pengemudi ekspedisi dan logistik mudah mendapatkan BBM subsidi,” ujar mulyono di lokasi aksi.

Menurutnya, kesulitan memperoleh BBM subsidi disebabkan oleh maraknya aktivitas pelangsir di SPBU. Kondisi itu membuat truk-truk ekspedisi tidak mendapat kesempatan untuk antre mengisi bahan bakar.

Pelangsir-pelangsir ini kuasai SPBU,kami susah sekali untuk dapat BBM, bahkan ada SPBU yang penuh hanya untuk pelangsir,Truk ekspedisi tidak dikasih ruang untuk antre,” tegasnya.

Mulyono menambahkan, aksi damai ini bukan bentuk provokasi, melainkan seruan agar pemerintah dan pihak Pertamina lebih tegas menindak SPBU nakal yang bermain dengan distribusi BBM subsidi.

Kami cuma minta pemerintah lebih tanggap,pengemudi ini tiang pilar ekonomi daerah,kalau pengemudi mogok, ekonomi pun berhenti,” ujarnya.

Ia juga mengeluhkan pendapatan sopir yang semakin menurun akibat terpaksa membeli BBM non-subsidi atau eceran dengan harga lebih tinggi.

Tarif angkut kan dasarnya BBM subsidi. Tapi karena di lapangan kami beli BBM industri atau eceran, penghasilan berkurang jauh.Yang dulu bisa bawa pulang Rp500 ribu, sekarang tinggal Rp300 ribu atau Rp250 ribu,” tuturnya.

Mulyono berharap pemerintah pusat maupun daerah segera turun tangan agar para pengemudi truk ekspedisi dan logistik di seluruh Kalbar bisa kembali beroperasi normal tanpa terbebani oleh sulitnya mendapatkan BBM subsidi.

Kami hanya ingin dipermudah, bukan diistimewakan. Mudah-mudahan pemerintah lebih memperhatikan nasib pengemudi di seluruh kabupaten, bukan cuma di kota saja,” pungkas nya.

Syaiful/Red

Posting Komentar

0 Komentar