Pena Nusantara | Singkawang Kalbar -- Jumat malam itu seharusnya menjadi hari biasa bagi Sri Ratnaningsih.
Namun, Jumat 17 Oktober 2025, menjadi malam paling kelam dalam hidupnya.
Ia baru saja selesai melaksanakan Salat Magrib ketika kabar duka datang menghantam putri bungsunya, Aurelika Rahma (18), mahasiswi Poltekkes Kemenkes Pontianak, tewas dalam kecelakaan di Jalan Raya Teluk Suak, Kabupaten Bengkayang.
Si Bungsu, Aurelika mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Teluk Suak, Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Jumat (17/10/25) sore
Sejak awal, Sri dan Aurel memang memiliki kebiasaan untuk saling memberi kabar setiap kali sang anak berangkat atau pulang dari Singkawang,namun malam itu, pesan yang dinanti tak pernah datang.
“Kalau sampai jam delapan malam tidak ada kabar, biasanya saya telepon. Tapi malam itu rasanya beda,” kenang Sri lirih.
Beberapa saat kemudian, dua orangtua teman SMA Aurel datang membawa kabar mengejutkan,mereka menunjukkan foto KTP dan STNK milik Aurel di ponsel.
“Saya langsung lemas, saya teriak-teriak nggak percaya,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca,tak lama, pihak kepolisian datang ke rumah memastikan identitas korban.
Dalam kepanikan, Sri mencoba menelepon Aurel lewat panggilan video namun yang menjawab bukan sang anak, melainkan seorang perawat yang memperlihatkan Aurel sudah terbaring tak bergerak.
“Saya langsung gemetar. Saya tanya ke polisi apa saya harus jemput anak saya. Tapi mereka bilang tunggu di rumah, nanti diantar,” ucapnya pelan.
Tak lama, kabar pasti datang dari menantunya, Ayu, yang bekerja di puskesmas tempat jenazah Aurel dibawa
“Dia bilang, ‘iya bu, Aurel ada sama saya, tapi Aurel sudah wafat.’ Saya langsung nggak kuat dengarnya,” ucap Sri, menahan tangis.
Sri kemudian meminta agar jenazah anaknya segera dipulangkan ke rumah tanpa menunggu pengawalan polisi karena malam sudah larut.
Terkait dugaan keterlibatan rombongan motor gede (Moge) yang diduga menyenggol kendaraan Aurel hingga menyebabkan kecelakaan, Sri tak bisa menyembunyikan kecewa dan sedihnya.
“Kalau benar disenggol rombongan moge, kok tidak manusiawi sekali. Kalau dia bertanggung jawab, anak saya pasti dibawa ke rumah sakit,” katanya.
Meski menerima kejadian itu sebagai takdir, Sri tetap berharap keadilan bagi putrinya.
“Saya minta hukum ditegakkan. Kalau memang tersenggol, ini kejam sekali, tidak ada perikemanusiaan. Anak saya dibiarkan begitu saja di jalan,” ujarnya dengan nada tegas bercampur pilu
Sesampainya jenazah di rumah, Sri sempat memeriksa kondisi Aurel untuk terakhir kalinya.
“Saya lihat bahunya memar, bibir kiri dijahit, tapi matanya terpejam seperti tersenyum. Saya yakin dia pergi dengan tenang,” tuturnya sambil menangis.
Kini, Aurel telah dimakamkan di samping makam sang ayah di Pemakaman Jalan Danau Sentarum, Pontianak Kota.
Namun, doa dan harapan sang ibu agar keadilan ditegakkan masih menggema di antara duka yang belum usai.
#semuaorang #jangkauan #pengikut #viral #lakalantas #foto #rombonganmoge #dua #kalbar #singkawang
https://www.facebook.com/100077740807065/posts/841025265165493/?mibextid=rS40aB7S9Ucbxw6v
Syaiful/Red

0 Komentar