Pena
Nusantara
| Kendal -- Setelah Yesus Kristus mati di Kayu Salib di bukit Golgota dan dikuburkan di goa yang tertutup dengan batu besar, dalam tiga hari Dia bangkit bersama tubuhnya. Hal ini disaksikan oleh beberapa murid saat mau melihat kuburan Yesus didapati pintu goa itu terbuka dan Yesus tidak ada lagi. Demikian pula saat kebingungan dirasakan oleh murid-murid Yesus telah dijawab oleh malaekat yang berdiri didekat kubur dengan berkata : "Yang kau cari sudah bangkit"

Cerita kebangkitan Yesus ini ditulis didalam Injil hingga oleh umat Nasrani sedunia dikenal dengan sebutan "Paskah" yang dirayakan umat Kristiani dengan ibadah di gereja untuk mendengarkan Firman Allah yang disampaikan Pastur dan Pendeta selain merayakannya dengan kegiatan lomba anak-anak dan remaja gereja atau makan bersama dengan jemaat usai ibadah Paskah selesai. Kegiatan ini seperti dilakukan di Jemaat GKJTU Kendal pada Minggu pagi (20/04/2025).

Menjawab pertanyaan mengapa Yesus yang dinyatakan oleh umat Nasrani harus mengalami kematian dan bangkit kembali telah dijawab oleh Yohanes Setiyanto, Pendeta GKJTU Kendal yang mengatakan, bila Yesus tidak bangkit tidak ada satu orangpun bisa masuk ke surga. "Hari ini kita peringati kebangkitan Yesus yang naik ke surga untuk menyediakan tempat bagi manusia yang bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai juru selamatnya," ungkap Pendeta Setiyanto.

Didalam kotbahYohanes Setiyanto didepan jemaat mengingatkan, mengenal Yesus tidak hanya berdasarkan karena mendapatkan informasi dan membaca dari Kitab Suci saja tetapi pengenalan itu secara pribadi hingga timbul iman dan percaya bahwa Yesus itu ada dan hadir di setiap hati manusia. Hal ini seperti dituliskan Injil yang menceritakan bahwa Yesus berkata : Dunia tidak mengenal Aku karena Aku bukan dari dunia ini. Dan bukan kamu yang mencari Aku tetapi Aku yang mencari kamu".

Yohanes Setiyanto lebih jauh jelaskan, misi kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus itu merupakan simbolis kondrati manusia. Seperti Yesus tidak hanya sebagai Tuhan yang memiliki kuasa, tetapi saat memakai tubuh manusia juga tidak akan menyimpang dari kodrat manusia yang harus dilahirkan, mati dan bangkit tubuh kemulyaannya.

"Tubuh dan darah Yesus itu dikurbankan sebagai penebusan dosa-dosa manusia. Ini juga dinyatakan didalam Injil yang mengatakan, karena begitu besar Kasih Allah akan dunia ini sehingga mengaruniakan AnakNya yang runggal supaya barang siapa percaya kepadaNya tidak binasa melainkan peroleh hidup yang kekal," jelasnya.

Yohanes Setiyanto dalam mengakhiri kotbahnya berpesan, jadikanlah Paskah (Kebangkitan Yesus) sebagai spirit kebangkitan iman dan pemahaman percaya kepada Yesus tidak hanya disimpan di hati tetapi dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari untuk bisa menebarkan kasih kepada sesama dan berbuat kebaikan seperti yang ajarankan Yesus kepada murid-muridnya.

(Sriyanto)