Pena
Nusantara | Bondowoso – Dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani, Kodim 0822 Bondowoso menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penyerapan Gabah/Beras Dalam Negeri Kabupaten Bondowoso Tahun 2025. Acara ini berlangsung pada Rabu, 12 Maret 2025, bertempat di Aula Makodim 0822 Bondowoso, dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari berbagai instansi terkait. Rapat ini dipimpin langsung oleh Dandim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani, S.E., M.Han., dengan penyelenggara kegiatan Pgs Pasiter Kodim 0822, Kapten Arm Yonaidi Desianto.

Dalam sambutannya, Dandim 0822 menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, Bulog, pengusaha penggilingan padi, serta para petani dalam memastikan kelancaran penyerapan gabah dan beras di Bondowoso. Beliau menekankan bahwa ketahanan pangan merupakan bagian dari stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena itu, pihaknya bersama Babinsa akan terus mendukung para petani untuk meningkatkan produksi dan distribusi hasil panen dengan harga yang stabil dan adil.

Pimpinan Cabang Perum Bulog, Hesti Retno Kusumawati, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp12 triliun untuk perbaikan irigasi pertanian di Jawa Timur. Selain itu, Bulog mendapat tugas untuk menyerap 3 juta ton setara beras hingga April 2025. Untuk mendukung program ini, harga pembelian gabah kering panen (GKP) ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram di tingkat petani.

Sementara itu, Kasdim 0822, Mayor Inf Tanuri, mengajak para pengusaha penggilingan padi di Bondowoso agar lebih proaktif dalam menyerap hasil panen petani. Ia menegaskan bahwa harga yang wajar dan sistem distribusi yang efisien akan memberikan keuntungan bagi semua pihak, terutama para petani yang menjadi garda terdepan dalam produksi pangan nasional.

Sebagai bentuk komitmen bersama, kegiatan Rakor ini juga diakhiri dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kodim 0822 dan sejumlah pengusaha penggilingan padi di Bondowoso. Dari hasil kesepakatan tersebut, diperkirakan sekitar 20.000 ton gabah dan beras dapat diserap oleh para mitra usaha, guna mendukung ketersediaan pangan di tingkat nasional maupun daerah.

Dengan adanya langkah konkret ini, diharapkan program percepatan penyerapan gabah dan beras di Bondowoso dapat berjalan optimal. Sinergi antara TNI, pemerintah daerah, Bulog, dan pelaku usaha di sektor pertanian menjadi kunci utama dalam menjaga ketahanan pangan serta kesejahteraan petani.

Sumber  :Pendim 0822
Pewarta :Rudi